BERITA TERKAIT
JAKARTA
- Jajaran Direktorat Tindak Pidana Narkotika Bareskrim Polri menemukan
narkotika jenis baru berbentuk perangko atau yang lebih dikenal CC4,
saat membongkar sindikat bisnis haram berlevel internasional dengan
pengendali utama narapidana mati Freddy Budiman. Efek narkotika baru ini
lebih berbahaya dari ekstasi.
"Narkoba baru berbentuk perangko efeknya
tiga kali dari ekstasi yang ada," kata Kepala Bareskrim Polri Komjen
Budi Waseso saat paparan barang bukti dan tersangka jaringan narkotika
Freddy Budiman di CBD Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (14/4).
Menurut jenderal yang akrab disapa Buwas
itu, narkotika ini termasuk golongan 1 dan sangat berbahaya. Meski
dianggap narkotika jenis baru, namun pengaruhnya sangat kuat.
"Pengaruhnya kuat, bisa membuat orang berhalusinasi. Bisa bikin bunuh
diri," tegas mantan Kapolda Gorontalo, itu.
Kata Buwas, dalam operasi tersebut
pihaknya berhasil mengamankan barang bukti CC4 yang diduga berasal dari
Belgia sebanyak 122 lembar.
Polri, lanjut Buwas, akan bekerjasama
dengan instansi terkait untuk mencegah peredaran narkoba jenis baru yang
dapat menghancurkan generasi muda ini. "Karena narkoba ini efeknya
lebih besar," ujar alumnus Akpol 1984 ini.
Seperti diketahui dalam operasi
pembongkaran jaringan ini, Bareksrim mengamankan belasan pelaku. Selain
Freddy Budiman, 38, yang selama ini mendekam di Lapas Nusa Kambangan,
polisi juga mencokok Yanto, 50; Aries, 36; Latif, 34; Gimo, 46; Asun,
42; Henny, 37; Riski, 22; Hadi, 38; Kimung, 31; Andre, 30; dan Asiong,
50.
Satu lainnya adalah WN Belanda, Laosan alias Boncel yang kini masih buron dan diketahui keberadaannya tak ada di Indonesia.
Selain itu, Bareskrim menyita 50 ribu
butir ekstasi diduga dari Belanda. Ada juga 800 gram sabu-sabu dari
Pakistan, serta 20 handphone.
Kemudian satu mesin cetak ekstasi, satu
tabung reaksi, 25 kilogram bahan baku ekstasi, 10 kilogram bahan
pelarut, masing-masing satu timbangan digital, manual, alat pemanas,
pendingin, alumunium foil dan penyaring.
Pabrik narkotika yang dibongkar juga tak
tanggung-tanggung. Menurut Kabareskrim dalam satu jam bisa memproduksi
ribuan butir pil ekstasi. "Pabriknya bisa mencetak 50 ribu pil dalam
satu jam," tegas Buwas. (boy/jpnn)